Pengikut

Senin, 24 Mei 2010

UAS

I'M REAADYYYYYYYY! *.*

Jumat, 16 April 2010

Tugas Kelompok Jurnal

Menjelaskan fenomena yang up to date mengenai pendidikan anak usia dini

Pada saat ini pendidikan untuk anak usia dini sudah semakin maju dan beragam. Hal tersebut terlihat dari berbagai macam jurnal seperti adanya pembelajaran bahasa asing kepada anak usia dini

1. Sebuah Tinjauan Pembangunan dan Terapan Penelitian Bahasa pada Anak Amerika
Afrika : Dari Perspektif Perbedaan Dialek
Ida J. Stockman

Penelitian ini meneliti penggunaan bahasa lisan yang digunakan oleh anak prasekolah ( pendidikan anak usia dini ) ras Amerika Afrika, hal ini dilatarbelakangi oleh keberagaman budaya yang ada di Amerika. Penggunaan bahasa Inggris dan bahasa lain yang dipakai di rumah menjadikan seorang anak memakai dua bahasa sekaligus dan pendidikan anaka usia dini di Amerika melakukan beberapa strategi untuk memodifikasi bahasa mereka.

Penelitian ini membagi anak dalam dua kelompok untuk menjawab pertanyaan apakah kinerja bahasa mereka berbeda-beda. Bahasa yang digunakan dalam pembelajaran memilki standard yang sudah ada dan tidak perlu budaya atau bahasa yang sesuai untuk anak-anak Amerika Afrika. Untuk meminimalkan efek dari variabel lain yang dapat berdampak pada penelitian maka peserta yang dibandingkan memiliki karakteristik yang mirip. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui apakah pendidikan dengan metode bilingual pada anak prasekolah berdampak pada perkembangan bahasa maupun perkembangan secara keseluruhan.

Analisa data meliputi mengkajian terhadap pola gramatikal dan penggunaan kata – kata dan kalimat. Faktor – faktor yang berkaitan dengan modifikasi bahasa dan perkembangan bahasa anak :
* penggunaan bahasa minoritas di sekolah
* pengakuan budaya / keanekaragaman linguistik
* budaya dan bahasa yang berdampak pada perubahan aspek demografis




2. Carpetime Demokrasi: Fotografi Digital dan Sosial
Kesadaran Sosial dalam Kelas Anak Usia Dini
STEPHANIE C. SERRIERE

Anak usia dini harusnya dikenalkan tentang bagaimana keadaan sekilas masyarakat yang hidup di luar lingkungan mereka.Menurut penelitian ini pendidikan anak usia dini tidak perlu menggunakan buku dengan banyak kurikulum . Anak – anak lebih mudah untuk mengetahui isu – isu keberagaman dengan media foto – foto digital dan mengkomentari komunitas sosial yang ada di foto tersebut . Dari metode ini anak – anak lebih tertarik dalam proses belajar
Penelitian ini bertujuan mengembangkan anak – anak usia dini untuk memupuk cara hidup demokratis dan membentuk kesadaran sosial mereka. Hal ini didasari oleh prilaku diskriminasi SARA yang berdampak pada penindasan di dalam pendidikan anak usia dini.
Pendidikan kewarganegaraan yang berorientasi padakeadilan mengajarkan anak-anak untuk melihat dan peduli tentang orang-orang di sekitar mereka, dengan kesadaran bahwa setiap, masyarakat dan tindakan sosial dapat membuat perbedaan. Pendidikan ini penting diajarkan pada anak usia dini.

Data yang disajikan dalam artikel menunjukkan bahwa anak-anak tidak harus lagi egosentris daripada orang dewasa, mereka memiliki pemahaman diri mereka sendiri, orang lain, dan bagaimana mereka menegosiasikan hal – hal tersebut dalam masyarakat. Kata-kata seperti kesetaraan, keadilan, dan keadilan dapat menciptakan ruang kelas di mana siswa berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

Dalam penelitian ini waktu bermain juga merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan anak usia dini menurut Nelson anak-anak yang mengikuti pendidikan usia dini memiliki kesempatan untuk memperluas lingkaran pertemanan dengan anak-anak lain ataupun dengan siapa mereka bermain.

Sebuah kelas harus bertujuan untuk meniru gagasan keadilan yang berorientasi kewarganegaraan (Westheimer dan Kahne 2004) dan berusaha menciptaskan ruang dimana mereka bisa mengkritik sebuah norma,dan ruang untuk bertanya sehingga anak – anak terdorong untuk menyuarakan pendapatnya. Meskipun mungkin tidak dapat dilakukan setiap hari, carpettime demokrasi adalah sesuatu yang membutuhkan latihan rutin untuk mengasah keterampilan anak-anak dan sifat kepemimpinan mereka.



3. Pendidikan Keselamatan pada Pendidikana Anak Usia Dini

Keselamatan menjadi perhatian penting dalam belajar untuk mengenali dan menghindari potensi bahaya secara luas bagi anak – anak usia dini,baik secara formal maupun informal. Pendidikan usia dini di distrik selatan New South Wales ( NSW) memasukkan pembelajaran tentang keselamatan,sesuai standard ECEC.

Penelitian campuran digunakan metode survei dan metode wawancara, menghasilkan kuantitatif dan kualitatif data.

Pendidikan yang diberikan meliputi keselamatan fisik, jalan keselamatan lalu lintas dan kebakaran. Sebenarnya ini merupakan tanggung jawab orang dewasa seperti orangtua dan pendidik yang harus menyediakan lingkungan yang aman bagi anak, namun anak sendiri juga harus diberikan dasar – dasar keselamatan.

Selain itu beberapa pembelajaran yang diberikan seperti : mendidik anak tentang bermain di taman bermain, kamar mandi dan keselamatan saat berada di kolam renang, memakai sabuk pengaman dan berpegangan dengan orang tua , atau orang dewasa lain yang dikenalnya saat berada di tempat umum.

Hal ini untuk menghindari hal – hal seperti contoh orang tua yang lupa untuk menutup gerbang, membiarkan anak-anak untuk duduk di kursi depan mobil, merokok di mobil dengan penumpang anak-anak, dan ketidakketatan mengenai berpegangan tangan dengan orang dewasa.



4. Pendidikan Anak Usia Dini dengan sistem Multiage

Pendidikan anak usia dini yang dianggap tepat adalah dengan mengelompokkan mereka ke dalam kelas dengan anak yang umurnya bervariasi ( multiage ).

Penelitian ini bertujuan menentukan dampak dari pengelompokan multiage pada perkembangan anak-anak secara keseluruhan ,selain itu proyek ini juga bertujuan untuk menentukan acuan yang berbeda untuk setiap kelas multiage.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelompokan multiage pada pendidikan anak usia dini :
1. pengelompokan Multiage mendukung proses belajar anak
2. pengelompokan Multiage membantu anak-anak dalam membangun hubungan dengan teman sebaya
3. pengelompokan Multiage mengurangi stress dalam proses belajar

Daftar Pustaka

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=2&hid=105&sid=efc50497-ba22-403b-a14a-dfdfa9d7b86f%40sessionmgr112
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=2&hid=105&sid=7b00fe99-918e-4839-861f-548d8a037f86%40sessionmgr111
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=2&hid=105&sid=93f1c88f-55f0-4ddb-a299-172b65ecd27b%40sessionmgr114
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=2&hid=105&sid=a82e7546-10

Reffoni Mastaria Tarigan 09 - 038
Monica Pranata 09-058
Holy Glora Saragie Sijabat 09 - 064
Anggi Gurning 09 - 100

Kamis, 11 Maret 2010

KARYA TERBAIK; tugas 3

rani febrina ketaren :) 
monica pranata :)
rismaya saragih :)
eiffel 2011 :)
anggi gurning :)
she :)
pohon dan garis :)
reffoni mastaria tarigan :)
dancing in rainy day :)

hair of love :)

Kamis, 04 Maret 2010

testimoni belajar online

Baru pertama kali ini saya melaksanakan pembelajaran secara online, selama ini saya sering mendengar istilah e- learning namun belum secara langsung terlibat dalam pembelajaran online. Saya cukup senang ,namun pembelajaran ini cukup sulit karena anggota kelompok kami tidak semuanya membawa laptop dan modem,sehingga saat memosting tugas memerlukan banyak waktu,karena kami bergantian memakainya. Saat diskusi kami tidak menemukan kendala yang berarti,kami melakukan diskusi secara tatap muka tidak secara online.
Saya harap kegiatan ini membuat saya termotivasi lagi untuk mencoba pembelajaran secara online dan cepat.

Tugas Kelompok Online

1. Mengapa media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan?

Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Media pembelajaran juga merupakan salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Pemakaian media pembelajaran juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dan sangat membantu keefektifan proses belajar. Selain itu, media pembelajaran memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan motivasi belajar, bahan pengajaran lebih dapat dipahami dan dikuasai siswa serta lebih bervariasi sehingga media pembelajaran dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf pikir siswa.



DAFTAR PUSTAKA

www.re-searchengines.com/0408jelarwin.html

www.terdidik.com/tag/media-pendidikan

www.psd-psma.org/content/blog/pengembangan-media-pembelajaran-berbasis-edutaiment


www.upi0608670.blog.upi.edu/2009/07/01/tugas-pertama/

http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/



2. Apakah yang membedakan pembelajaran menggunakan teknologi dengan yang pembelajaran manual sehingga teknologi pembelajaran sedang hangat-hangatnya untuk diterapkan dalam dunia pendidikan ?

Yang membedakannya dapat dilihat dari segi pengajar dan pembelajaranya. Melalui teknologi, pengajar lebih dapat meningkatkan kompetensinya dan keterampilan mengajar yang semakin berkembang karena mudah mengakses info-info terbaru yang akan menunjang pembelajaran. Melalui metode ini juga, peserta didik semakin mudah memahami materi karena akan semakin menarik dan tidak monoton. Pengajar bukan instruktur yang memberi perintah melainkan sebagai mitra kerja (partner) sehingga peserta didik tidak segan untuk berpendapat, bertanya, ataupun bertukar pikiran. Pembelajaran berlangsung kondusif karena tak ada jarak antara pengajar dan peserta didik. Pembelajaran dengan teknologi juga mendukung peserta didik untuk melakukan pembelajaran berkelompok secara kooperatif dengan peserta didik lainnya. Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minat. Pendekatan teknologi merupakan pendekatan yang sistematis dan terarah, tidak hanya terbatas pada komputer,televisi atau penggantian peran guru oleh seperangkat teknologi di kelas tetapi pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata,untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.



DAFTAR PUSTAKA

http://hassansitam.net/tekpembelajaran.doc

http://amrull4h99.wordpress.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/


http://benramt.wordpress.com/2010/02/03/sejarah-dan-perkembangan-definisi-teknologi-pembelajaran/

http://www.teknologi-pembelajaran.co.cc/2009/09/teori-pembelajaran.html

http://www.hartika.com/?Materi_Teknologi_Pembelajaran



3. Dari berbagai macam ragam pembelajaran yang ada, ragam pembelajaran manakah yang paling efektif dalam pendidikan ?

Dalam pembelajaran terdapat beragam macam model pembelajaran dari yang manual sampai dengan yang memanfaatkan teknologi. Setiap pembelajaran-pembelajaran tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Berikut ini beberapa macam pembelanjaran yang ada beserta dengan kelebihan dan kekurangannya:

1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.

a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

b. Kekurangan Metode Ceramah
1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3) Bila terlalu lama membosankan.
4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5) Menyebabkan anak didik pasif.

2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.

a. Kelebihan Metode Proyek
1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.

a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.

b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.

5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.

a. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih for¬mal.

6.METODELATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

a.Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.

Berdasarakan pada kelebihan dan kekurangannya masing-masing dapat disimpulkan bahwa semua metode pembelajaran adalah baik dan disesuaikan dengan materi pelajarannya. Sebagai contohnya: pelajaran matematika tidak akan efektif bila dilakukan dengan metode ceramah. Pelajaran matematika akan lebih efektif bila menggunakan metode latihan. Dan dalam pelaksanaannya akan lebih baik dan lebih efektif apabila masing-masing metode pembelajaran digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi sehingga suasana pembelajaran tidak monoton yang akan menimbulkan kebosanan.



DAFTAR PUSTAKA

http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf

http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN.pdf


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif/

http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/

http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html




Nama anggota kelompok:

Reffoni Mastaria Tarigan ( 09-038 )

Monica Pranata ( 09-058)

Holy Glora Saragie Sijabat (09-064)

Anggi Gurning ( 09-100 )

Kamis, 25 Februari 2010

"E-Learning Pewujud Tujuan dari Ubiquitous Computing dalam Bidang Pendidikan;tugas2"

Ubiquitous computing, apa itu ?
Ubiquitous computing sebuah istilah yang masih asing didengar di telinga sebagian orang. Istilah ini sebenarnya telah lekat hubungannya dengan dunia yang sedang kita hadapi sekarang ini, ya perkembangan pesat teknologi dan informasilah yang menjadi landasan istilah ini. Tak dapat kita pungkiri , di jaman yang serba cepat dan modern sekarang ini, komputer merupakan barang yang sudah menjamur di lingkungan kita. Dahulu komputer merupakan barang yang langka dan harganya pun sangat mahal,selain besar dan tidak praktis komputer generasi pertama juga digunakan secara bersama – sama oleh banyak orang. Hal ini kontras sekali dengan keadaan kita sekarang ini. Komputer merupakan barang yang mudah kita jumpai, kemampuannya juga sudah jauh lebih baik dibanding generasi pertama, harganya yang sudah cukup terjangkau juga mendorong menjamurnya komputer,didukung oleh bentuknya yang lebih praktis dan kecil,komputer didampingi internet mulai melancarkan perkembangan informasi global. Akses internet sangat cepat dan berpengaruh kepada hampir semua aspek kehidupan manusia. Penggunaan komputer dan internet juga mempermudah mobilitas manusia dan menyebabkan manusia berinteraksi dengan komputer secara terus menerus dan berkesinambungan, dimana saja, kapan saja, tanpa disadari. Fenomena inilah yang disebut ubiquitous computing. Ubiquitous computing memungkinkan komputer ”tertanam” dalam suatu alat , mengaktifkan segala sesuatu adalah tujuan ubiquitous computing. Networking juga merupakan bagian penting dalam ubiquitous computing, membangun jaringan dari benda –benda yang terpasang komputer dan mengotomatiskan semuanya.

Seperti Apa E-learning itu?
Sistem pendidikan di Indonesia ,masih banyak menganut sistem tradisional dimana tatap muka menjadi suatu hal yang penting. Namun baru – baru ini teknologi pembelajaran dengan dunia maya yang tidak membatasi ruang dan waktu antara pendidik dan peserta didik dalam penyelenggaraan pembelajaran, telah diperkenalkan ke tengah – tengah masyarakat. E-learning merupakan bagian dari sistem pendidikan dimana sistem tersebut didasari oleh dunia cyber (maya).Pembelajaran e-learning yang menggunakan media atau jasa bantuan alat elektronika menawarkan kelebihan – kelebihan yang mmempermudah proses belajar mengajar. Kombinasi audio, video dengan perangkat komputer menghasilkan jaringan–jaringan yang terhubung antara pendidik dan peserta didik. Kita tidak dibatasi waktu, ruang maupun jarak. Internet juga menjadi media yang penting dalam hal ini. Pengajaran cukup dengan mengupload bahan–bahan ajar pada situs e-learning dan peserta didik bisa mendownload , dimanapun dan kapanpun. Memang fenomena ini terlihat mengesankan, efisien dan efektif,namun tidak menutup mata dengan kondisi perekonomian rakyat Indonesia yang masih sulit memberikan fasilitas e-learning pada anak mereka,karena media pembelajaran dengan cara ini memang memakan biaya yang tidak sedikit. Laptop atau komputer serta modem dan peralatan lain harus dimiliki secara perorangan.



Bagaimana Kaitan Keduanya?
Dapat kita lihat bahwa ubiquitous computing merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan e- learning pada dunia pendidikan. E-learning merupakan suatu jaringan yang dibangun secara online, sehingga pengajaran yang dilaksanakan dapat dilakukan dimanapun, kapanpun baik oleh peserta didik maupun pendidik, inilah ubiquitous computing. Seorang pelajar dapat mengikuti kegiatan kelas dengan duduk dirumah dan mencari sumber – sumber bahan ajar yang telah diupload gurunya melalui jaringan e-learning, siswa juga dapat secara langsung berdiskusi tanpa merasa terganggu dengan anak lainnya. Mengupload dan mendownload menjadi bagian yang tak terpisahkan. Komunikasi yang terjalin semakin baik. Masing – masing anak akan memiliki media komputer sendiri ”one person ,one computer ”.Mereka juga dapat mengerjakan tugas tanpa dibatasi lokasi. Peralatan yang mereka gunakan tanpa disadari telah dimasuki oleh internet. Dengan sistem database yang mengelola jaringan pembelajaran ini, sistem dapat secara otomatis menghubungkan pendidik dengan peserta didik.Sehingga tidak menghambat mobilitas dari para pelaku dalam perolehan informasi.

Munir.2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Bandung:ALFABETA
Santrock,John W.2008.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Kencana
www.google.com



Medan,26 Februari 2010
Holy Glora Saragie