kenapa saya menggunakan eiffel sebagai cover depan blog saya? Saya akan coba jelaskan dengan teori motivasi dari perspektif kognitif. Menurut perspektif kognitif, pemikiran seseorang akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide - ide seperti motivasi internal seseorang untuk mencapai sesuatu , atribusi (persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi ) ,dan keyakinan bahwa seseorang dapat mengkontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan ,perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan( Schunk & Ertmer, 2000;Zimmerman & Schunk,2001 ). Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif , menguasai dunia mereka , dan memproses informasi secara efisien. White menyatakan orang menggunakan hal – hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis,tetapi karena orang punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif . Saya kagum akan indahnya Eropa khususnya Paris yang memiliki menara eiffel sebagai icon negara. Eiffel dimata saya atau bahkan dimata banyak orang memiliki daya tarik sendiri yang melambangkan keindahan. Saya berpikir untuk bisa melihat eiffel suatu saat nanti secara langsung dan bila ada kesempatan , saya juga ingin mengecap pendidikan disana,hal ini menjadikan saya termotivasi untuk pergi ke Paris. Motivasi internal ini memberikan keyakinan pada saya bahwa suatu saat nanti saya bisa mencapainya, karena itu mulai dari sekarang sebisa mungkin saya melibatkan hal - hal yang berbau Paris dalam keseharian saya,untuk lebih meningkatkan dan mengingatkan motivasi saya ini. Salah satunya adalah memasang eiffel sebagai cover depan baik di dalam blog, screensaver handphone ataupun laptop. Semoga impian saya ini bisa terwujud suatu saat nanti,doakan saya juga ya ibu Dina
Saya akan menjawab dengan teori mengenai memori. Dalam pemrosesan memori terdapat tahapan - tahapan yaitu : Encoding ( penyandian ) Storage ( penyimpanan ) Retrieval ( pengambilan kembali ). Dalam tahap retrieval, terkadang ada saat dimana kita melupakan suatu memori. Salah satu teori dalam konsep melupakan adalah teori interfensi yaitu teori yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penyimpanan,tetapi karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yan kita inginkan. Kejadian yang ibu Dina tanyakan menurut saya berhubungungan dengan teori ini . Bu Dina mungkin memiliki banyak pekerjaan dan tugas yang harus dilakukan sesegera mungkin dan diprioritaskan untuk dilakukan. Memori tentang hal - hal tersebut menghambat atau mengintervensi proses pengingatan kembali memori untuk mentransfer nilai kepada kami. Selain itu kami sebagai siswa juga tidak mendesak atau menanyakan nilai - nilai tersebut sehingga bu Dina juga tidak mendapat dorongan eksternal untu mengingat hal ini ( transfer nilai ).
(UAS) 1. Holy, coba kamu uraikan berdasarkan teori psikologi pendidikan mengapa kamu memasang gambar menara eifeel di cover depan blogmu.
BalasHapuskenapa saya menggunakan eiffel sebagai cover depan blog saya?
BalasHapusSaya akan coba jelaskan dengan teori motivasi dari perspektif kognitif.
Menurut perspektif kognitif, pemikiran seseorang akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide - ide seperti motivasi internal seseorang untuk mencapai sesuatu , atribusi (persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi ) ,dan keyakinan bahwa seseorang dapat mengkontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan ,perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan( Schunk & Ertmer, 2000;Zimmerman & Schunk,2001 ). Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif , menguasai dunia mereka , dan memproses informasi secara efisien. White menyatakan orang menggunakan hal – hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis,tetapi karena orang punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif . Saya kagum akan indahnya Eropa khususnya Paris yang memiliki menara eiffel sebagai icon negara. Eiffel dimata saya atau bahkan dimata banyak orang memiliki daya tarik sendiri yang melambangkan keindahan. Saya berpikir untuk bisa melihat eiffel suatu saat nanti secara langsung dan bila ada kesempatan , saya juga ingin mengecap pendidikan disana,hal ini menjadikan saya termotivasi untuk pergi ke Paris. Motivasi internal ini memberikan keyakinan pada saya bahwa suatu saat nanti saya bisa mencapainya, karena itu mulai dari sekarang sebisa mungkin saya melibatkan hal - hal yang berbau Paris dalam keseharian saya,untuk lebih meningkatkan dan mengingatkan motivasi saya ini. Salah satunya adalah memasang eiffel sebagai cover depan baik di dalam blog, screensaver handphone ataupun laptop. Semoga impian saya ini bisa terwujud suatu saat nanti,doakan saya juga ya ibu Dina
terimakasih bu dina
(UAS) 2. Coba jelaskan berdasarkan teori psikologi pendidikan sehubungan dengan janji saya untuk men-deliveri nilai namun belum terlaksana.
BalasHapusSaya akan menjawab dengan teori mengenai memori. Dalam pemrosesan memori terdapat tahapan - tahapan yaitu :
BalasHapusEncoding ( penyandian )
Storage ( penyimpanan )
Retrieval ( pengambilan kembali ).
Dalam tahap retrieval, terkadang ada saat dimana kita melupakan suatu memori. Salah satu teori dalam konsep melupakan adalah teori interfensi yaitu teori yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penyimpanan,tetapi karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yan kita inginkan. Kejadian yang ibu Dina tanyakan menurut saya berhubungungan dengan teori ini . Bu Dina mungkin memiliki banyak pekerjaan dan tugas yang harus dilakukan sesegera mungkin dan diprioritaskan untuk dilakukan. Memori tentang hal - hal tersebut menghambat atau mengintervensi proses pengingatan kembali memori untuk mentransfer nilai kepada kami.
Selain itu kami sebagai siswa juga tidak mendesak atau menanyakan nilai - nilai tersebut sehingga bu Dina juga tidak mendapat dorongan eksternal untu mengingat hal ini ( transfer nilai ).